berbagi info
Sabtu, 28 Mei 2016
Minggu, 01 Mei 2016
makalah manusia dan peradaban
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Peradaban
Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan
kebudayaan. Kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa[1] manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu
pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alat-alat indranya menghasilkan
beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia
menghendaki kesempurnaan hidup, kemulian, dan kebahagian sehingga menghasilkan
berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil dan produk
kebudayaan manusia inilah yang menghasilkan peradaban. [2]
Peradaban merupakan tahap kebudayaan tertentu dan telah maju yang
bercirikan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan lain-lain.
Masyarakat memiliki peradaban yang berbeda-beda satu sama lain.[3] Menurut KBBI, peradaban
adalah kemajuan yang menyangkut sopan santun, budi bahasa dan kebudayaan suatu
bangsa.[4] Dalam hal ini tidak jauh berbeda dalam kebudayaan Barat yang
mengatakan manusia beradab adalah manusia yang berpendidikan, sopan dan
berbudaya.
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris
disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat, peradaban merupakan bagian dan unsur kebudayaan
yang halus, maju, dan indah seperti misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat
sopan santun pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan, kebudayaan
yang mempunyai system teknologi dan masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Peradaban menunjuk pada hasil kebudayaan yang
bernilai tinggi dan maju. Peradaban tidak dicirikan oleh tingkat ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju, Akan tetapi, juga mengacu
pada suatu kurun waktu dan tempat tertentu pula.
Masyarakat pada saat ini tetap memberi penghargaan
dan apresiasi yang tinggi untuk peradaban masa itu. Bukti akan hal tersebut
adalah pengakuan masyarakat dunia akan adanya keajaiban dunia, yang pada
hakikatnya berasal dari peradaban masa lalu, seperti Piramida di Mesir yang
merupakan makam raja-raja mesir kuno.
2.2 Hakikat Hidup Manusia
Manusia adalah makhluk hidup ciptaan
Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan-aturan
Tuhan. Manusia dalam
kehidupannya memiliki tiga fungsi, sebagai makluk Tuhan, individu dan sosial
budaya. Manusia selalu berhubungan dengan Tuhannya, ia memiliki kewajiban untuk
mengabdi kepada Tuhan, sebagai individu harus memenuhi segala kebutuhan
pribadinya dan sebagai makhluk sosial budaya harus hidup berdampingan dengan
orang lain dalam kehidupan yang selaras dan saling membantu.
Sebagai makhluk sosial manusia akan hidup bersama-sama dengan
manusia lain yang akan melahirkan suatu bentuk kebudayaan. Hal ini dikarenakan
kebudayaan itu sendiri diperoleh manusia dari proses belajar pada lingkungan
juga hasil pengamatan langsung. Kebudayaan itu dapat diterima dengan tiga
bentuk:[5]
1.
Melalui pengalaman hidup saat menghadapi lingkungan
2.
Melalui pengalaman hidup sebagai makhluk sosial
Secara
umum, manusia memiliki budaya yang berbeda-beda, namun pada dasarnya memiliki
hakikat yang sama yaitu:
1.
Terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia
2.
Sudah ada sejak lahirnya generasi dan tetap ada setelah pengganti
mati atau meninggal.
Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia
itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berakhlak, dan berbudi pekerti yang
luhur. Selain itu, Kaelan menyatakan manusia yang beradab adalah manusia yang
bisa menyelaraskan hakikatnya sebagai manusia.
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang beradab
sebab dianugerahi harkat, martabat, serta potensi kemanusian yang tinggi.
Namun, dalam perkembangannya mnusia bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban karena
tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa, dan karsa yang dimilikinya.
Manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiannya.
Manusia sebagai makhluk sosial membentuk
persekutuan-persekutuan hidup, yaitu masyarakat. Manusia beradab berkeinginan
membentuk masyarakat yang beradab (masyarakat madani). Nurcholis Majid menyebut
masyarakat madani sebagai masyarakat yang berkeadaban memiliki ciri-ciri,
antara lain egalitarinisme[8],
menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan
pluralisme, serta musyawarah.
Visi Indonesia 2020 juga bisa dikatakan membentuk
masyarakat madani Indonesia, yaitu suatu masyarakat yang memiliki keadaban
demokratis. Masyarakat adab yang dituju menurut visi Indonesia 2020 adalah
terwujudnya bangsa yang berciri religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil,
sejahtera, maju, mandiri, baik, dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
Masyarakat adab pada dasarnya merupakan keinginan yang
tulus dari manusia sebagai makhluk yang beradab. Namun sebagaimana halnya
individu, masyarakat dalam suatu kurun waktu tertentu bisa saling bertengkar,
saling bertikai, bahkan saling membunuh antarkelompok masyarakat. Oleh sebab
itu, masyarakat adab harus senantiasa di perjuangkan, dipertahankan, dan
dipelihara dengan sebaik-sebaiknya.
2.4
Dinamika Peradaban global
Menurut
Arnold Y. Toybee, seorang Sejarawan asal Inggris, lahirnya peradaban itu
diuraikan dengan teori challenge and respons. Peradaban itu lahir
sebagai respons (tanggapan) manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya
menghadapi, menaklukan, dan mengolah alam sebagai tantangan (challenge) guna
mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidupnya.
Alam
menawarkan sejumlah tantangan dan kemunkinan-kemunkinan. Ada alam yang tandus
atau subur, di pengunungan atau pantai, daerah yang rawan gempa atau yang
tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka manusia pun
akan gigih dan berusaha keras dalam merespons alam tersebut, begitu pun
sebaliknya. Contoh bangsa Jepang yang terkenal ulet, gigih, dan bekerja keras
karena alamnya yang cukup berat untuk ditaklukan. Keadaan alam Jepang
bergunung-gunung, sering terjadi gempa, dan lahan pertaniannya yang tidak
terlalu luas.
Setiap
kali timbul kebutuhan akan sesuatu, manusia akan berusaha menemukan jalan untuk
memperolehnya. Seluruh perangkat ide, metode, tekhnik dan benda material yang
digunakan dalam suatu jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun
kegiatan untuk merombak perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup
manusia disebut teknologi. Teknologi lahir dan dikembangkan oleh manusia, dan
ilmu untuk menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat
terpenuhi.
Penerapan
teknologi bertujuan untuk memudahkan kerja manusia. Teknologi yang berkembang pesat, meliputi berbagai bidang
kehidupan manusia. Masa sekarang nampaknya sulit memisahkan kehidupan manusia
dengan teknologi, bahkan sudah merupakan kebutuhan manusia.awal perkembangan
teknik yang sebelumnya merupakan bagian dari ilmu atau bergantung dari ilmu,
sekarang ilmu dapat pula bergantung pada teknik.[9]
Selain itu, teknologi juga membantu mengeksploitasi sumber daya alam,
transportasi atau komunikasi masyarakat yang akan memperlancar hubungan sosial
dalam arti luas.[10]
Peningkatan
efisiensi dan produktivitas mengantarkan Alvin Toffler untuk menganalisis
gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat akibat majunya
ilmu dan tekonologi. Perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah
mengalami tiga gelombang, yaitu:[11]
a.
Gelombang I, peradaban teknologi pertanian berlangsung mulai 800
SM-1500 M.
Gelombang
pertama (the first wave) dikenal dengan
revolusi hijau. Dalam gelombang pertama ini manusia menemukan dan menerapkan
teknologi pertanian. Pertanian terbatas pada pengelolaan lahan-lahan pertanian
untuk mencukupi kebutuhan manusia.
b.
Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 1500
SM-1970 M.
Gelombang
kedua adalah adanya revolusi industri terutama di negara-negara Barat yang
dimulai dengan revolusi industri di Inggris. Masa gelombang kedua adalah masa
revolusi industri, yaitu kira-kira tahun 1700-1970, masa ini dimulai dengan penemuan
mesin uap pada tahun 1712. Pada masa ditemukan mesin elektro mekanis raksasa, mesin-mesin
bergerak cepat, dan ban jalan,
mesin-mesin tersebut tidak hanya menggantikan otot-otot manusia, tetapi peradaban
industri juga memberi mesin-mesin tersebut alat-alat panca indra sehingga
mesin-mesin dapat mendengar dan melihat lebih tajam daripada indra manusia, dan
dapat menghasilkan bermacam-macam mesin baru, yang akhirnya dikoordinir dengan rapi
menjadi pabrik. Penggunaan mesin industri, mesin uap, dan mesin pemintal dalam
industri garmen dan industri tambang telah memajukan kesejahteraan dan
kemakmuran bangsa Eropa.
c.
Gelombang III, peradaban informasi berlangsung mulai 1970
M-sekarang.
Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan
kemajuan tekonologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam
berbagai bidang. Gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi dalam
bidang:
1)
Komunikasi dan data prosesing
2)
Penerbangan dana angkasa luar
3)
Energi alternatif dan energi yang dapat diperbarui.
4)
Terjadinya urbanisasi[12],
yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.
Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal
dengan sebutan the global village
(kampung global). Kita sekarang berada pada gelombang ketiga atau masa revolusi
informasi. Diperkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10-20
tahun mendatang.
Globalisasi memunculkan perubahan-perubahan yang akan dialami oleh
negara-negara dunia. Perubahan itu terjadi karena interaksi yang dekat dan
intensif[13]
antarnegara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan di
negara-negara maju. Beberapa perubahan-perubahan tersebut ialah:
1)
Perubahan dari masyarakat industri ke masyaakat informasi.
2)
Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke
teknologi canggih.
3)
Perubahan dari ekonomi nasional ke ekonomi dunia.
Berdasarkan
pendapat-pendapat diatas dapat diketahui bahwa peradaban manusia mengalami
dinamika (perubahan dan perkembangan). Perubahan itu menuju pada kemajuan,
apalagi di era global dewasa ini. Perubahan yang terjadi demikian pesatnya.
Merujuk
pada pendapat Alvin Toffler di atas, sekarang ini umat manusia berada pada era
peradaban informasi. Kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi menghasilkan
globalisasi, di samping kemajuan dalam saran transportasi. Di era global,
perilaku hidup manusia bisa berubah dan bergerak dengan cepat. Dalam era
global, hubungan antarmanusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja,
tetapi sudah antar negara (transnasional). Dengan demikian, orang bisa
berkomunikasi dengan orang lain di negara lain, serta berpindah-pindah dengan cepat
dari satu negara ke negara lain.
2.3 Problematika Peradaban
Global pada Kehidupan Manusia[14]
Kata
globalisasai diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal.
Globalisasi dipandang sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau
proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin
terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan
koeksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi, dan budaya
masyarakat. Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam teknologi dan
informasi komunikasi.
1.
Pengaruh Globalisasi
Globalisasi[15]
memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan,seperti politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan pertahanan.
Ø Pengaruh globalisasi terhadap ideology dan
politik adalah semakin menguatnya pengaruh idelogi liberal dalam perpolitikan
negara-negara berkembang yang ditandai dengan menguatnya ide kebebasan dan
demokrasi. Pengaruh globalisasi terhadap bidang politik, antara lain membawa
internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis,
termasuk didalamnya masalah hak asasi manusia.
Ø Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara
lain menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin
tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanpa mengenal
batas-batas negara.
Ø Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya
adalah masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. pengaruh ini semakin lancar
dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer,
internet, dan sebagainya. Masuknya nilai budaya asing akan membawa pengaruh
pada sikap, perilaku, dan kelembagaan masyarakat.
Ø Globalisasi juga memberikan dampak terhadap
pertahanan dan keamanan negara. Penyebaran perdagangan dan industri di seluruh
dunia akan meningkatkan kemunkinan terjadinya konflik kepentingan yang dapat
menganggu keamanan bangsa. Globalisasi juga menjadikan suatu negara amat perlu
menjalin kerja sama pertahanan dengan negara lain, seperti latihan perang
bersama, perjanjian pertahanan, dan pendidikan militer antarpersonel negara.
Hal ini dikarenakan, saat ini ancaman bukan lagi bersifat konvensional, tetapi
kompleks dan semakin canggih. Misalnya ancaman terorisme, ancaman pencemaran
udara, kebocoran nuklir, kebakaran hutan, illegal fishing, dan
sebagainya.
2.
Efek Globalisasi bagi Indonesia
Globalisasi
telah memberikan pengaruh besar dalam kehidupan bersama, baik positif maupun
pengaruh negatif.
Adapun aspek
positif globalisasi antara lain sebagai berikut:
a.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia
dalam berinteraksi.
b.
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercepat manusia
untuk berhubungan dengan manusia lain.
c.
Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi
meningkatkan efisiensi.
Aspek negative
globalisasi antara lain sebagai berikut:.
a.
Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai-nilai tradisi
suatu bangsa dan identitas suatu bangsa.
b.
Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena
kebutuhan yang makin besar.
c.
Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai-nilai konsumerisme[16]
dan invidual yang menggeser nilai-nilai sosial masyarakat.
d.
Terjadi dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak
dihargai karena lebih banyak menggunakan mesin-mesin berteknologi tinggi.
3.
Sikap terhadap Globalisasi
a.
Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi karena dianggap
sebagai jalan keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusia.
b.
Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena dianggap
sebagai bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara-cara baru yang
bersifat transnasional di bidang politik, ekonomi dan budaya.
c.
Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuah
keniscayaan akaibat perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi
tetap kritis terhadap akibat negative globalisasi.
Bagi bangsa Indonesia, globalisasi perlu diwaspadai dan dihadap
dengan sikap arif dan bijaksana. Salah satu sisi negative dari globalisasi
adalah semakin menguatnya nilai-nilai materialistis pada masyarakat Indonesia.
Di sisi lain, nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, kerahtamahan
sosial, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan
pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia, makin pudar. Inilah yag menyebabkan
krisis pada jati diri bangsa.
[1] Karsa
artinya daya (kekuatan) jiwa yang mendorong makhluk hidup untuk berkehendak.
(Departemen Pendidikan Nasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2011, Hlm. 627)
[2] Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial
& Budaya Dasar, Ed. 1, Cet. 2, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Hlm. 64
[3]Http://rapin-kuliah.blogspot.co.id/2013/04/makalah-manusia-dan-peradaban.html,
Diakses Tanggal 1 April 2016, Jam 17:23.
[4] Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat,...Hlm. 7
[8] Egalitarianisme
artinya asas pendirian yang menganggap bahwa kelas-kelas sosial yang berbeda
mempunyai bermacam-macam anggota, dari sangat pandai sampai kepada yang sangat
bodoh dalam proporsi yang relatif sama/ menyatakan bahwa manusia itu
ditakdirkan sama derajat. (Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi
Keempat,...Hlm. 352)
[9] M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu
sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama), 1986. 217
[10] Agus Salim, Perubahan Sosial: Sketsa Teori dan Refleksi Metodologi
Kasus Indonesia: (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya), 2002, Hlm. 109.
[12] Urbanisasi
artinya perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa (kota kecil,
daerah) ke kota besar (pusat pemerintahan). (Departemen Pendidikan Nasional,
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat,...Hlm. 1535)
[13] Intensif
artinya secara sungguh-sungguh dan terus menerus dalam melakukan sesuatu hingga
memperoleh hasil yang optimal. (Ibid.,...,Hlm. 541)
[14] Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial & Budaya Dasar, hlm.
84-92
[15] Globalisasi
artinya proses masuknnya ke ruang lingkup dunia. (Departemen Pendidikan
Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat,...Hlm. 455)
[16] Konsumerisme
artinya paham atau gaya hidup yang menganggap barang (mewah) sebagai ukuran
kebahagian, dan kesenangan, gaya hidup yang tidak hemat. (Departemen Pendidikan
Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Edisi Keempat,...Hlm. 728)
Langganan:
Postingan (Atom)