Minggu, 01 Mei 2016

manusia sebagai makhluk individu dan sosial



BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang                                                                                                  
            Ilmu budaya dasar adalah pengetahuan dasar tentang nilai nilai dasar manusia (Basic Humanities) diantaranya meliputi cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, harapan, keyakinan, pengabdian dan keyakinan yang digunakan untuk merespon dan menyelesaikan masalah sosial budaya masyarakat.
Manusia terbagi kedalam dua konteks, yaitu manusia sebagai makhluk individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Manusia sebagai individu mempunyai sifat social anima dengan insting gregariousness, yaitu selalu ingin menyesuaikan dengan sesama dan lingkungan sekitarnya. Manusia sebagai makhluk social dapat diurai mulai dari kehadiran manusia tentang makna di balik ciptaan manusia pertama Adam dan Hawa, kemudian manusia ditakdirkan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia sebagai makhluk sosial terbentuk dalam kelompok lingkungan pemukiman artinya manusia sebagai makhluk lingkungan yang tidak mungkin dipisahkan dari lingkungan hidup tempat mereka bermukim, bahkan masyarakat terbentuk karena menempati tetitorial yang sama.[1]
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat kita ambil rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimanakah yang dimaksud manusia sebagai makhluk individu dan sosial?
2.      Bagaimanakah yang dimaksud dengan keluarga ?
3.      Apakah yang dimaksud dengan interaksi sosial?




BAB II
Pembahasan
1.   Manusia sebagai makhluk individu
            Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh allah swt. Yang pada hakikatnya mereka sebagai makhluk inividu.[2] Adapun yang dimaksud individu adalah  berasal dari kata in dan divided.  Dalam Bahasa inggris in  mengandung pengertian tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi  indivisu artinya  tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artimya bahwa manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan ospek jasmani dan rohani atau fisik dan psikologis tersebut suda tidak menyatu lagi maka  seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu.
                  Manusia  sebagai makhluk individu memiliki keunikan atau ciri khas masing – masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun terlahir kembar. Secara fisik mungkin manusia akan memiliki banyak persamaan namun scara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas dan perbedaan tersebut sering disebut  dengan kepribadian. Kepribadian seseorang akan sangat di pengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.
                 Kepribadian adalah kesuluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi anatara potensi – potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta  reaksi mental psikologisnya jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas dari seseorang. Scara normal, setiap manusia memilik potensi dasar mental yang berkembangan dan dapat dikembangkan yang meliputi (1) minta (sense of interest), (2) dorongan ingin tahu (sense of curiousity), (3) dorongan ingin membuktikan kenyataan ( sense of reality) (4) dorongan ingin menyelidiki ( sense of inquiry), (5) dorongan ingin menemukan sendiri (sense of discovery). Potensi ini berkembang jika adanya rangsangan, wadah dan suasana kondustif.               Jika fenomena sosial di lingkungan telah tumbuh potensi – potensi mental yang normalnya akan terus berkembang.[3]
                Berawal dari potensi – potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu ingin memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing – masing, ingin merealsaikan dan mengaktualiskan dirinya, dalam arti ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi – potensi yang  di milikinya. Setiap individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya yang berbeda dengan yang  lainnya.
            
Didalam diri manusia terdapat dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan kepentingan bersama. Kepentingan individu didasarkan manusia sebagai makhluk individu, karena pribadi manusia yang ingin memenuhi kebutuhan pribadi. Kepentingan bersama didasarkan manusia sebagai makhluk sosial ( kelompok) yang ingin memenuhi kebutuhan bersama.

2.      Manusia sebagai makhluk sosisal
                  Menurut kodratnya manusia selain sebagai makhluk individu, mereka juga  merupakan makhluk sosial. Adapun yang di maksud istilah sosial adalah berasal dari  akar kata Bahasa latin socius, yang arinya berkawan atau masyarakat . sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang di maksud manusia sebagai makhluk sosisal, manusia selalu hidup bersama dengan manusia  lainnya.
 Dorongan masyarakat yang  dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan  sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Seperti kita ketahui  bahwa sejak bayi lahir sampai usia teretntu manusia adalah makhluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan orang – orang disekitar ia tidak dapat berbuat apa –apa dan untuk kebutuhan hidup bayi sanagat tergantung pada orang tuanya khususnya ibunya. Pada  perjalanan  hidup yang selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat meletakan kepribadian dan proses untuk  menjadi manusia yang mengetahui pengetahuan  dasar, nilai – nilai, normasosial dan etika – etika pergaulan. Kelarga dapat diartikan sebagai unit/satuan masyarakat terecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah grup yang terbentuk dari perhimpunan laki laki dan perempuan yang berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak anaknya. Jadi keluarga dalam bentuk yang murni merupakan suatu kesatuan sosial yang terdiri dari suami istri dan anak anak yang belum dewasa.[4]

 Manusia dapat di katakana makhluk sosial  karena pada dirinya terdapat dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan  untuk mencari teman dengan orang lain yang sering didasari atas kesamaan ciri ataua kepentingan masing – masing. Manusia juga tidak akan bisa  hidup sebagai manusia  kalau tidak hidup ditengah – tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa  berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomusikasi atau bicara, dan bisa mengembanagkan seluruh potensi kemanusiaannya,  makhluk sosial adalah makhluk yang terdapat dalam beragam  aktivitas dan lingkungan sosial. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan :
a.      Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b.      Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaiain dan orang lain
c.       Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain.
d.      Potensi manusia akan berkembang  bila ia hidup di tengah – tengah manusia.

Faktor Faktor Yang Mendorong Manusia Hidup Bersama :
a.     Adanya dorongan seksual yaitu dorongan manusia untuk mengembangkan keturunan atau jenisnya.
b.    Adanya kenyataan bahwa manusia itu adalah seibu tidak bisa atau sebegai makhluk lemah. Karena itu mendesak atau mencari kekuatan bersama yang terdapat dalam perserikatan dengan orang lain sehingga mereka berlindung bersama sama dan mengejar kebutuhan hidup sehari hari.
c.    Adanya kesamaan keturunan, kesamaan teritorial, kesamaan nasib, kesamaan keyakinan/cita cita serta kesamaan kebudayaan.[5]

3. Interaksi Sosial
a. Pengertian Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial. Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok”. Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004), “Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial” . “Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004).
Berdasarkan definisi di atas maka dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.

2.7.2. Macam - Macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
  1. Interaksi antara individu dan individu
  1. Interaksi antara individu dan kelompok
  1. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok

b. Bentuk - Bentuk Interaksi Sosial
Berdasarkan pendapat menurut Tim Sosiologi (2002), interaksi sosial dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu :
1.    Interaksi sosial yang bersifat asosiatif, yakni yang mengarah kepada bentuk-bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a.    Kerja sama Kerja sama adalah suatu usaha untuk mencapai tujuan bersama.
b.    Akomodasi adalah suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok - kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c.    Akulturasi yaitu menerima dan mengolah budaya asing menjadi suaatu budaya yang akirnya dapat diterima.6[6]
 Ciri - Ciri Interaksi Sosial
ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain :
  1. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
  2. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial
  3. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
  4. d.Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu

 Syarat - Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu: :
a.    Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial, dan masing - masing pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
b.    Komunikasi  artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.

Faktor-faktor interaksi sosial
a.    Imitasi adalah mematuhi kaidah-kaidah yang sudah ada, meng-copy dan meneruskan aturan yang telah berlaku.
b.    Sugesti adalah suatu ide yang didasari oleh kepercayaan diri, inisiatif, atas dasar ilham, egosentris, atau wawasan pengetahuan, kemudian diterima oleh pihak lain baik secara otoriter ataupun karena berwibawa dan berpengaruh.
c.    Identifikasi adalah proses pencarian diri dengan melalui penglihatan terhadap orang lain yang di idealkan-nya, hal tersebut berlangsung secara tidak sadar disertai adanya keinginan untuk mencontoh.
d.   Simpati adalah rasa tertarik seseorang terhadap orang lain, hal tersebut didasari oleh penghormatan karena mempunyai kelebihan, kemampuan, yang patut dijadikan contoh. Rasa simpati keluar dengan sendirinya tanpa adanya paksaan, kemudian timbul rasa untuk memahami pihak lain dan keinginan untuk bekerjasama.




















BAB III
Penutup
A.    Kesimpulan
1.  Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia merupakan satu kesatuan antara jasmani dan rohani, seseorang dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur tersebut  menyatu dalam dirinya.
2.    Selain sebagai makhluk individu juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya di karenakan pada diri manusia ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain yang satu sama lain saling  membutuhkan. Untuk menjadi pribadi yang bermakhluk sosial, yaitu suatu prosesdimana seseorang belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3.   Adapun yang dimaksud masyarakat setempat  atau komunitas berbeda dengan masyarakat – masyarakat sifatnya lebih umum dan lebih luas, sedang masyarakat setempat lebihh terbatas dan juga dibatasi oleh kawasan tertentu namun ditinjau dari akktivitas hubunganya dan persatuannya lebih erat pada masyarakat setempat dibandingkan dengan masyarakat.
4.    Manusia sebagai individu dan makhluk sosial selalu di hadapkan oleh dua kepentingan yaitu kepentingan individu dan sosial. Persoalan pengutamaan kepentingan individu  atau masyarakat ini memunculkan  dua pandangan yang berkembang yaitu  pandangan individualism  dan pandangan sosialismetebetulnya kedua kepentingan tersebut tidak dapat dipisahkan dan bukanlah pilihan












DAFTAR PUSTAKA

Munandar Sulaeman.Ilmu Budaya Dasar. Bandung :PT Refika Aditama,2012
 Rusmin Tumanggor,dkk.ilmu sosial dan budaya. Jakarta: Kencana, 2010
Elly M.Setiadi.Ilmu sosial dan budaya dasar Jakarta : Kencana, 2006
Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar Badung; cu. Putaka setia. 1997
http://yesikalistiqomah.blogspot.co.id/2013/08/makalah-isbd-manusia-sebagai-makhluk.html


1Munandar Sulaeman.Ilmu Budaya Dasar.(Bandung :PT Refika Aditama,2012). hal 3

[2] Rusmin Tumanggor,dkk.ilmu sosial dan budaya.(Jakarta: Kencana, 2010) hal 53

[3] Elly M.Setiadi.Ilmu sosial dan budaya dasar( Jakarta : Kencana, 2006) hal.55
[4] Arifin Noor, Ilmu Sosial Dasar (Badung; cu. Putaka setia. 1997) hal.80
[5] Hartomo dan Anircun aziz. Ilmusosial dasar (Jakarta; Bumi Sksara. 1997) hal.95

Tidak ada komentar:

Posting Komentar