Minggu, 01 Mei 2016

makalah manusia dan keudayaan



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Hubungan manusia dan kebudayaan sangat erat kaitannya satu sama lain, secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta ), “mens” (latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau mahluk yang berakal. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang merupakan bentuk kata majemuk kata budhi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Dalam bahasa sansekerta kebudayaan disebut dengan budhayah yaitu bentuk jamak dari kata budhi yang berarti budi atau akal. Pada dasarnya manusia adalah mahluk budaya yang harus membudayakan dirinya,  
Manusia sebagai mahluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dan dorongan nalurinya dan mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mempelajari keadaan sekitar dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kebudayaan juga mengajarkan kepada manusia beberapa hal penting dalam kehidupan seperti etika sopan & santun menjadikan ciri khas kebudayaan orang Indonesia.
Kebudayaan juga dapat mempersatukan lapisan elemen masyarakat yang sebelumnya merenggang  akibat konflik yang berkepanjangan dan dapat pula dijadikan alat komunikasi antar masyarakat. Rasa saling menhormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatukan kehidupan, alat komunikasi antar sesama dan sebagai ciri khas suatu kelompok masyarakat.
Banyak hal dapat di kaji mengenai manusia dan kebudayaan, dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat tentang hubungan erat manusia dan kebudayaan yang sebenarnya tak dapat dipisahkan satu sama lain. Kebudayaan berperan penting bagi kehidupan manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan pada akhirnya menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu kebudayaan.
















BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kebudayaan dan Sifatnya
2.1.1.      Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata “budaya”, yang bersal dari kata Sankerta“ budhayah”, sebagai bentuk  jamak dari  buddhi, yang berati budi atau akal. Kebudayaan adalah hal hal yang brsangkutan dengan budhi atau akal.  Menurut koentjaraningrat memberikan pengertian kebudayaan sebagai “ keseluruhan dari hasil budhi dan karyanya itu”. Atau dengan kata lain bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan dari apa yang pernah dihasilkan oleh manusia karena pemikiran dan karyanya. Jadi kebudayaan merupakan produk budaya.
Berikut pengertian budaya dan kebudayaan dari beberapa ahli:[1]
a.       E. B Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan,  hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyrakat
b.      R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebagai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentukannya di dukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
c.       Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah  keseluruhan sistem gagasan, milik dari manusia dengan belajar.
d.      Selo Soemardjan dan Soelaeiman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
e.       Herkovits, kebudayaan adalah bagian dari  hidup yang diciptakan manusia.
Dengan deikian, kebudayaan atau budaya menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusia baik materil maupun non-materil.
2.1.2.      Sifat-sifat Kebudayaan
Kendati kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama, seperti di indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang berbeda,tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang sama. Di mana sifat-sifat budaya itu akan memiliki ciri-ciri yang sama bagi semua kebudayaan manusia tanpa membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki yang berlaku umum bagi semua budaya di mana pun.
Sifat hakiki dari kebudayaan tersebut antara lain:[2]
a.       Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
b.      Budaya telah ada terlebih dahulu daripada lahirnyasuatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
c.       Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
d.      Budaya mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang tidak diizinkan.


2.2. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Budaya
Makhluk Tuhan di alam fana ini ada empat macam yaitu alam, tumbuhan, binatang dan manusia. Sifat-sifat yang dimiliki keempat makhluk tersebut adalah:
1.      Alam memiliki sifat wujud.
2.      Tumbuhan memiliki sifat wujud dan hidup.
3.      Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali nafsu.
4.      Manusia memiliki sifat wujud, hidup, dibekali nafsu dan akal budi.
Akal budi sekaligus potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki oleh makhluk lain. Akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki. Karena manusia dianugrahi akal maka manusia dapat berpikir. Berpikir merupakan perbuatan operasional dari akal yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia. Budi berarti juga akal. Budi berasal dari bahasa sanskerta  budh yang berarti akal. Dalam KBBI, budi adalah bagian dari kata hati yang berupa paduan akal dan perasaan yang dapat membedakan baik-buruk sesuatu.
Dengan akal budinya manusia dapat menciptakan, mengkreasi, memperlakukan dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia. Seperti, manusia dapat membangun rumah, menciptakan berbagai jenis pakaian, membuat alat transportasi dan lain-lain.


Secara umum, kebutuhan manusia dalam kehidupan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:[3]
1.      Kebutuhan yang bersifat kebendaan (sarana-prasarana) atau jasmani
Contoh: makan, minum, istirahat dan lain-lain.
2.      Kebutuhan yang bersifat rohani atau psikologi
Contoh: kasih sayang, pujian, kebebasan dan lain-lain.
Abraham Maslow seorang ahli psikologi, berpendapat bahwa kebutuhan manusia terbagi menjadi 5 tingkatan, yaitu:[4]
1.      Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat tinggal dan lain-lain.
2.      Kebutuhan rasa aman dan perlindungan, yaitu kebutuhan yang menyangkut dengan perasaan, seperti bebas dari rasa takut, perlakuan tidak adil, perang dan sebagainya.
3.      Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk dicintai, diakui sebagai anggota kelompok, kerja sama, persahabatan, interaksi dan seterusnya.
4.      Kebutuhan akan penghargaan, yaitu meliputi kebutuhan dihargainya kempuan, kedudukan, jabatan, status dan lain-lain.
5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu meliputi kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan potensi-potensi, kemampuan, bakat, kreativitas dan sebagainya.
Dengan akal budi, manusia tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, tetapi juga mampu mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang tinggi bila dibanding dengan makhluk lain.
Dengan akal budi, manusia mampu menciptakan kebudayaan. Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk berbudaya dan sekaligus pencipta budayaan.

2.3. Problematika Kebudayaan
Beberapa Problematika Kebudayaan antara lain :[5]
a.       Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
b.      Hamabatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini saat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.
c.       Hambatan budaya  berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
d.      Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyrakat luar.
e.       Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
f.       Sikap Etnosentrisme yaitu sikap yang menganggungkan budaya suku bangsanya sendiri dan dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
g.      Perkemabangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering kali disalahgunakan oleh manusia.
Kebudayaan yag diciptaan manusia dalam kelompok dan wilayah yang berbeda-beda menghasilkan keragamaan kebudayaan. Tiap persekutuan hidup manusia (masyarakat, suku, atau bangsa) memiliki kebudayaannya sendiri yang berbeda dengan kebudayan kelompok lain. Kebudayaan yang dimiliki sekelompok manusia membentuk ciri dan menjadi pembeda dengan kelompok lain. Demikian, kebudayaan merupakan identitas dari persekutuan hidup manusia.
Dalam rangka pemenuhan hidupnya manusia akan berinterksi dengan manusia lain, masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain, demikian pula terjadi hubungan antarpersekutuan hidup manusia dari waktu ke waktu dan terus berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Kebudayaan yang ada ikut pula mengalami dinamika seiring dengan dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan. Berkaitan dengan hal tersebut kita mengenal adanya pewarisan kebudayaan, perubahan kebudayaan, dan penyebaran kebudayaan.
1.      Pewaris kebudayaan
Pewaris kebudayaan adalah proses pemindahan, penerusan, pemilikan dann pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan. Pewarisan budaya bersifat vertikal artinya budaya diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi berikutnya untuk digunakan,  dan selanjutnya diteruskan kepada generasi yang akan datang.
2.      Perubahan kebudayaan
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidakjelasan di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup banyak aspek, baik bentuk, sifat perubahan, dampak perubahan, dan mekasnisme yang dilaluinya. Perubahan kebudayaaan di dalamnya mencakup perkembangan kebudayaan. Pembangunan dan modernisasi termasuk pula perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan); perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan di luar kendali manusia
3.      Penyebaran Kebudayaan
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok lain atau suatu masyarakat ke masyarkat lain. Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat wilayah lain.  Misalnya kebudayaaan dari masyarakat Barat (negara-negara Eropa) masuk dan memengaruhi kebudayaan timur (bangsa Asia dan Afrika). Globalisasi budaya bisa dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.
Dalam hal penyebaran kebudayaan, seorang sajarawan Arnold J.Toynbee merumuskan beberapa dalil tentang radiasi budaya sebagai berikut :
1.      Aspek atau unsur budaya selalu masuk tidak selalu keseluruhan melainkan individual.
2.      Kekuatan menembus suatu budaya berbanding terbalik dengan nilainya.makin tinggi dan dalam aspek budayanya, makin sulit untuk diterima.
3.       Jika suatu unsur budaya masuk maka akan menarik unsur budaya lain
4.       Aspek atau unsur budaya yang ditanah asalnya tidak berbahaya, bisa menjadi berbahaya bagi masyarakat yang didatangi.
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah. Masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nila budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nila-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat indonesia. Misalnya, pola hidup konsumtif, hedonisme dan individualistik. Akibatnya, nilai budaya bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat indonesia.
Pada dasarnya difusi merupakan bentuk kontak antarkebudayaan. Selain difusi, kontak kebudayaan dapat pula berupa akulturasi dan asimilasi. Akulturasi berarti pertemuan antara dua kebudayaan atau lebih yang berbeda. Namun akulturasi ini masing-masing memperlihatkan unsur-unsur budayanya. Sedangkan asimilasi merupakan peleburan antarbudaya yang bertemu. Asimilasi terjadi karna proses yang berlangsung lama dan intensif antara mereka yang berlainan latar belakang ras, suku, bangsa dan kebudayaan. Pada umumnya, asimilasi menghasilkan kebudayaan baru.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya.

3.2. Saran
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus dan tetap berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia.


DAFTAR PUSTAKA

Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2006.
Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.



[1]  Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 27.
[2]  Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar .............. hlm. 33.
[3] Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 19.
[4] Herimanto dan Winarno, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar ...................... hlm. 20.
[5] Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. hlm. 41..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar